Artikel tentang kekurangan gizi pada anak

 Artikel kekurangan gizi pada anak:


Kurang gizi adalah dampak dari tidak terpenuhinya kebutuhan gizi anak yang telah berlangsung sejak lama.Bahkan, kondisi ini dapat dimulai ketika bayi atau masih berada di dalam kandungan.

Tidak hanya sampai di situ saja, setelah bayi lahir pun pemenuhan gizi untuk anak masih perlu diperhatikan setidaknya sampai ia berusia 2 tahun.

Hal tersebut harus menjadi perhatian utama yang tidak boleh disepelekan.Pasalnya, sedari kehamilan sampai 2 tahun awal usia anak merupakan masa emas yang akan menentukan kehidupan anak selanjutnya.

Kurang gizi dapat diperparah bila anak sering mengalami penyakit infeksi.

Akibatnya, kurang gizi pada anak bisa membuat pertumbuhan dan perkembangan otak anak serta fisiknya terganggu.

Secara garis besar, anak kurang gizi umumnya mempunyai berat badan kurang (underweight), kurus (wasting), pendek (stunting), serta kekurangan vitamin dan mineral.

Di Indonesia sendiri, masalah kurang gizi pada anak masih menjadi perhatian yang serius.


Berdasarkan data Riskesdas 2013, jumlah anak balita yang menderita gizi kurang yakni sebesar 13,9 persen, pendek (stunting) sebesar 19,2 persen, dan kurus (wasting) sebesar 6,8 persen.Apa saja gejala umum ketika anak kurang gizi?

Ciri anak kurang gizi bisa dibedakan berdasarkan usianya, seperti usia bayi dan anak di atas 5 tahun. Berikut penjelasan lengkapnya.


•Gejala bayi kurang gizi

Bayi yang mengalami kurang gizi biasanya akan menunjukkan beberapa ciri-ciri atau tanda fisik. Melansir dari laman NHS, gejala yang tampak saat bayi kekurangan gizi, yaitu:


°Pertumbuhan bayi tidak berjalan seperti yang seharusnya, misalnya berat badan bayi tidak kunjung bertambah.

°Bayi mengalami perubahan perilaku, misalnya merasa gelisah dan sering rewel.

°Mudah merasa lelah karena persediaan energi kurang optimal ketimbang bayi seusianya.

Kabar kurang baiknya, selain dapat dapat menimbulkan masalah gizi bayi dan kesehatan fisik yang cukup parah, kekurangan gizi ini juga berisiko mengancam nyawa si kecil.


Penting juga untuk diketahui bahwa ada kekurangan gizi bisa dibagi menjadi dua, yakni kurang gizi sedang (moderate malnutrition) dan kurang gizi akut (severe acute malnutrition).


Jika kurang gizi sedang pada bayi dibiarkan dalam waktu lama, kondisi ini bisa saja berkembang menjadi kekurangan gizi akut.


Bahkan, tidak menutup kemungkinan kekurangan gizi sedang tersebut bisa menimbulkan wasting maupun stunting dalam bentuk yang lebih parah.


.

Komentar